Kisah pertama diawali oleh Donald J. trumph
Di Dunia real estate nama trump sudah tidak asing lagi. Nama trump belakangan melambung lagi bersama naiknya rating acara reality show "The Apprentice" yang versi indonesianya sudah pernah tayang. Apa latar belakang pria berusia 42 tahun itu, anda dapat membaca dari cuplikan buku Trump, The Art of the Deal (1987) karya Donald J. Trump dan Tony Schwartz. Setelah buku pertama ini, Trumph telah menulis enam buku lain yang semuanya bertemakan bagaimana dapat sukses dalam berbisnis..berikut ceritanya
Di Dunia real estate nama trump sudah tidak asing lagi. Nama trump belakangan melambung lagi bersama naiknya rating acara reality show "The Apprentice" yang versi indonesianya sudah pernah tayang. Apa latar belakang pria berusia 42 tahun itu, anda dapat membaca dari cuplikan buku Trump, The Art of the Deal (1987) karya Donald J. Trump dan Tony Schwartz. Setelah buku pertama ini, Trumph telah menulis enam buku lain yang semuanya bertemakan bagaimana dapat sukses dalam berbisnis..berikut ceritanya
Sejak masih kecil saya sudah tertarik pada dunia bisnis Ayah, Fred Trump pengusaha yang bergerak di bidang rumah sewa di Queens dan Brooklyn, New York. Walaupun ia cukup sukses, saya tak mau meniru jejaknya. Habis, dibidangnya untuk mendapatkan 1 $ AS saja kita harus ngotot.Walaupun demikian, ia orang yang paling besar pengaruhnya terhadap saya. Anehnya, hubungan saya dengan Ayah hampir-hampir seperti hubungan bisnis. Kadang-kadang saya sampai bertanya-tanya, seandainya saya bukan orang yang menggemari dunia bisnis, mungkinkah hubungan kami dapat seakrab ini?
Ketika masih di SD saya sudah agresif dan berani tampil. Malahdi kelas 2 saya pernah memukul guru musik, berhubung saya pikir ia tidak tahu apa-apa tantang musik. Tentu saja akibatnya saya hampir dikeluarkan dari sekolah. Sampai sekarang keagresifan saya tidak berubah, namun kini saya lebih suka menggunakan otak daripada tinju.
Dimasa remaja, saya tergolong tukang bikin gara-gara. Entah kenapa, saya senang sekali bikin ribut. Saya senang menguji orang. Dalam pesta-pesta ulang tahun saya melempari orang dengan balon berisi air atau remasan kertas.
Ketika berusia 13 tahun, saya dimasukkan ke sekolah militer. Kelas 8 saya melanjutkan Ke New York Military Academy. Sebenarnya tindakan Ayah memasukkan saya ke tempat itu benar juga, karena saya jadi banyak belajar berdisiplin dan menyalurkan sikap agresif ke arah positif. Di tingkat III, saya terpilih menjadi kapten semua kadet dan pernah diangkat menjadi kapten baseball.
Di akademi itu prestasi saya cukup lumayan. Memang saya beruntung, karena sebenarnya saya tidak pernah amat tertarik pada sekolah. bagi saya sekolah hanya tahap pendahuluan dari masa hidup yang sesungguhnya...Next..Batal Menjadi Bintang Film